Tuesday, May 02, 2006

Sesal

Selama beberapa hari sejak meninggalnya sepupuku, rasanya perasaanku gelisah terus. Aku nggak tenang. Ada sedih yang dalam yang seakan-akan tak pernah pergi.

Aku berusaha menghalau bayangannya dari mataku, dari ingatanku, tapi bayangan itu datang terus. Sedihnya begitu dalam, tapi air mataku tak menetes sedikitpun. Padahal aku merasa sediiihh sekali. Sampai saat ini aku merasa ada sisi hatiku yang belum bisa menerima bahwa dia telah “pergi”.

Masih terngiang di telingaku, percakapannya dengan ibuku menjelang keberangkatannya ke Jakarta untuk berobat.

“Iya Mak Entjun, Rita mau berobat ke Jakarta, tapi malem ya berangkatnya? Supaya sepi kapalnya”, katanya siang itu. Kami setuju. Kami ingin dia berangkat dalam keadaan yang dirasanya nyaman.

Ketika dia datang ke Jakarta, aku yakin dia akan sembuh. Beberapa hari di Jakarta, aku semakin yakin bahwa kondisinya membaik dan dia akan segera sembuh. Kami berobat sambil terus memohon kesembuhan dari Allah.

Tapi memang penyakit psikologis lebih sulit disembuhkan. Ketika fisiknya membaik tetapi secara psikologis dia sakit, semua pengobatan yang dilakukan menjadi sia-sia. Laki-laki sialan itu sudah menghancurkan semuanya! Bangsat! Ingin rasanya kubunuh laki-laki brengsek itu!

Sebenarnya, aku tidak rela dia “pergi” dengan penuh penderitaan bathin seperti itu. Ingin rasanya kurobek2 wajah suami sepupuku yang sudah membawa penderitaan baginya selama mereka menikah.

Sepupuku yang tadinya seorang wanita karir yang lumayan berhasil, akhirnya hidupnya dirongrong oleh laki-laki 'pengeretan' seperti itu.

Pertama kali aku melihat suami sepupuku itu, pikiranku memang sudah jelek. Ngomongnya yang sok tinggi dan guratan-guratan bekas narkoba di tangannya membuatku benar-benar kehilangan simpati di awal perjumpaan kami dulu. Laki-laki seperti itu hanya sampah dan benalu bagiku.

Sepupuku berhenti kerja atas permintaan suaminya ketika mereka menikah. Aku juga tidak mengerti, kenapa orang seperti sepupuku yang sudah mempunyai pekerjaan dan jabatan yang bagus di sebuah hotel berbintang, mau melepaskan karirnya dan hanya menjadi seorang ibu rumah tangga. Mengabdikan hidupnya untuk laki-laki seperti itu. Cinta apa ini namanya? Cinta bodoh!

At the end, suami yang tidak tahu diri itu bukannya membahagiakan sepupuku, malah membuat hidupnya menderita sampai dia mati! Brengsek!

Yang kusesalkan, kenapa sepupuku begitu memikirkan suaminya? Sepupuku collapse ketika mendengar suaminya berselingkuh di saat dia sedang berobat ke Jakarta, dan anak-anak mereka terlantar. Kenapa sepupuku tidak bisa memfokuskan pikirannya pada kesembuhannya dulu? Kenapa dia membiarkan laki-laki sialan itu membuat pikirannya kacau dan kondisi kesehatannya makin memburuk? Kenapa semua kejadian buruk itu tidak memacunya untuk sembuh dan bertekad memperbaiki kehidupannya, malah membuatnya semakin tidak bersemangat untuk sembuh?

Teh Rita, aku pengen kamu kuat waktu itu! Aku pengen kamu tau bahwa kami semua akan mendukung kamu! Tapi kamu lebih senang menjadi korban laki-laki itu. Tanggung jawab memikirkan keuangan keluarga ada pada laki-laki itu, bukan pada kamu! Seharusnya dia yang berfikir keras untuk kesembuhan kamu! Tapi kenapa kamu malah membiarkan laki-laki itu menguasai pikiran dan perasaanmu dengan bualannya? Arghhh….

Meskipun aku tahu mungkin ini jalan yang terbaik menurutNya, tapi aku tetap tidak bisa menghilangkan kebencianku kepada suami sepupuku itu. Setelah kematian sepupuku, aku juga mendapatkan kabar bahwa semasa dalam perkawinannya, sepupuku sering dipukuli oleh laki-laki jahanam itu. Kabar terakhir yang kuterima, dia sedang berusaha mendapatkan tanah warisan sepupuku dari neneknya. Benar-benar laki-laki tidak tahu diri! Sampah!

3 comments:

Anonymous said...

Mudah2an kamu bisa kuat dan juga bisa memaafkan segala kesalahannya...
Serahkan saja pada ALLAH!
karna setiap orang yang berbuat jahat pasti ada ganjaran yang akan diterimanya...GBU!!

Anonymous said...

Mudah2an kamu bisa kuat dan juga bisa memaafkan segala kesalahannya...
Serahkan saja pada ALLAH!
karna setiap orang yang berbuat jahat pasti ada ganjaran yang akan diterimanya...GBU!!

Rose Heart said...

Thank you Joe